Rabu, 07 Oktober 2009

Mau SBI, Terganjal Lahan

PASURUAN - Banyak sekolah di Kota Pasuruan tidak bisa secepat daerah lainnya mencapai status sekolah bertaraf internasional (SBI). Sekolah-sekolah itu terganjal persoalan penting. Salah satunya adalah karena tidak memiliki lahan yang proporsional.

"Status SBI saat ini menjadi level paling bergengsi yang diincar mayoritas lembaga pendidikan. Khususnya untuk yang sudah negeri. Sayangnya, ada banyak sekolah negeri favorit di Kota Pasuruan yang sulit meraih status tersebut," ungkap Kadispendik Kota Pasuruan Bashori Alwi.

Dia mengungkapkan, sekolah negeri di kota selalu saja terpental karena alasan tidak memenuhi persyaratan minimal luas lahan. Tidak heran jika dibanding dengan daerah lainnya, lembaga pendidikan Kota Pasuruan tertinggal jauh di belakang.

Dispendik prihatin dengan tingkat kesulitan sebagian besar sekolah di kota untuk bisa naik levelnya menjadi SBI. Padahal dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, status SBI itu menjadi salah satu syarat utama.

"Kami harus melakukan langkah berani. Dispendik punya rencana besar untuk bisa melakukan relokasi beberapa sekolah. Pasalnya, tanpa relokasi impian bisa menjadi SBI sulit terjangkau," terangnya lagi.

Sekolah yang sudah digadang-gadang untuk relokasi adalah SMAN 1 dan SMPN 1 Pasuruan. Tapi, rencana itu harus dilakukan secara bertahap, karena butuh anggaran dalam jumlah cukup besar untuk bisa mewujudkannya.

Kasubdin Sekolah Lanjutan Gatot Sasono menyatakan, sejauh ini, baru dua sekolah yang bisa meraih status rintisan SBI (RSBI) tersebut. Kali pertama SMPN 1 Pasuruan. Tapi, sekolah ini masih menerima catatan khusus untuk diperhatikan. Yakni arealnya yang tidak begitu luas.

Sementara sekolah lain yang baru-baru ini juga diputuskan layak menerima status RSBI adalah SMKN 1 Pasuruan. Yang menyusul dalam waktu dekat adalah SMAN 2, 3, dan 4.

Untuk SMAN 1, dan SMKN 2 yang juga layak meraih RSBI, dan tergolong favorit itu harus memendam keinginan besarnya itu. Sebab, keduanya sama-sama memiliki luas lahan yang sempit. Meski untuk kriteria lain sudah terpenuhi, bila lahannya tidak bisa diperluas lagi, status itu tidak bisa mereka dapatkan.

Dalam evaluasi dispendik keputusan untuk SMAN 1 Pasuruan hanyalah relokasi. Sebab, lokasi sekolah di Jl Raya itu sudah dihimpit dengan pemukiman padat. Sementara, SMKN 2 masih lebih fleksibel. Karena cukup dengan menambah areal di sekitarnya yang kebetulan masih tanah kosong.

"Kami bergantung pada ketersediaan anggaran pemkot untuk bisa membebaskan lahan tersebut. Sehingga syarat minimal luas lahan bagi SMKN 2 Pasuruan tidak menjadi ganjalan lagi," tegas Gatot penuh harap.

(Radar Bromo)

1 komentar: