Sabtu, 26 September 2009

Minggu, Wisata Perahu Ketupat

PASURUAN - Lebaran ketupat, Minggu (27/9) bakal lebih meriah. Khususnya di kawasan pantura (pantai Utara) Kota Pasuruan yang akrab dengan tradisi Praonan Kupatan (naik perahu saat lebaran ketupat). Pasalnya, tahun ini nelayan di area pantura sepakat menurunkan sedikitnya 100 perahu untuk menyambut ribuan pengunjungnya.

Kesepakatan penyambutan acara wisata Perahu Ketupat itu dicapai dalam pertemuan di Pendapa Kelurahan Ngemplakrejo kemarin. Para lurah di wilayah Ngemplakrejo, Mandaran, Panggungrejo, dan juga Tambakan menggelar rembugan.

"Kami ingin wisata Perahu Ketupat tahun ini jauh lebih semarak. Apalagi setiap tahunnya, wisata unik ini mampu menyedot ribuan pengunjung," ungkap Lurah Ngemplakrejo.

Lantaran menjadi tempat berkumpulnya ribuan orang yang ingin merayakan tradisi lebaran ketupat di laut, acara itu juga melibatkan jajaran aparat keamanan. Bahkan disepakati pembentukan panitia yang langsung dipimpin oleh salah seorang tokoh nelayan H. Mistum.

Banyak kalangan nelayan yang turut dilibatkan dalam pertemuan tersebut. Sebab, mereka dianggap sebagai komunitas yang terlibat langsung dalam wisata praonan tersebut.

Setelah berdialog cukup lama, akhirnya muncul kesepakatan ada sekitar 100 perahu yang akan diturunkan Minggu besok. Mulai dari perairan Ngemplakrejo, Panggungrejo, Mandaran, maupun Tambakan.

Namun, di hadapan para nelayan itu pula diutarakan beberapa ketentuan yang mutlak harus dipatuhi, untuk menjamin keamanan, sekaligus keselamatan para penikmati wisata praonan tersebut.

"Ketentuan yang tidak boleh dilanggar adalah tidak diperbolehkan mengangkut anak kecil ke atas perahu. Selain itu untuk kapasitas penumpang, bagi perahu kecil dibatasi hanya 12 penumpang saja. Sedang penumpang besar maksimal 40 orang," papar Lurah Ngemplak M. Nasier.

Tidak itu saja, para nelayan yang memiliki perahu hendaknya membatasi panjang lintasan yang akan mereka lewati. Tidak diperbolehkan mengangkut penumpang mereka sampai ke tengah laut. Sebab, batas maksimal tenggat waktu yang bisa digunakan untuk satu kali perjalanan praonan adalah hanya tigaperempat jam untuk PP (pulang-pergi).

"Para nelayan juga diberi warning keras untuk menjaga jangan sampai kembali ke pantai saat perairan laut sedang surut. Itu akan sangat membahayakan penumpangnya, karena dikhawatirkan tidak bisa sampai ke daratan," tegasnya lagi.

Agaknya, semua ketentuan itu disepakati oleh para nelayan yang hadir. Mereka akan saling mematuhi ketentuan yang sudah dibuat, demi keamanan, dan keselamatan pengunjung.

(Radar Bromo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar